GoSumsel – Dalam upaya menurunkan efek gas rumah kaca, Bapeda Kota Palembang menggelar Focus Group Discussion (FGD), sebagai upaya penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD GRK) digelar di Hotel The Zuri, Kamis (4/10)
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Palembang Harobin Mustopa mengatakan, emisi gas rumah kaca menyebabkan perubahan iklim dunia, seperti curah hujan yang tidak menentu, kekeringan, hingga menyebabkan gagal panen.
“Saya mengajak semua untuk berkomiten, dalam
menurunkan efek gas rumah kaca. Indonesia berkomitmen menurunkan efek gas rumah kaca sebesar 29 persen.Pemprov juga mendorong setiap kabupaten dan kota berperan aktif penurunan efek gas rumah kaca. Kita targetkan penurunan efek gas rumah kaca 11,79 persen pada 2030,”ujar Harobin
Hal ini dituturkannya sesuai dengan visi Palembang EMAS Daruusalam. Selain itu, Kota Palembang juga mendapat predikat kota metropolitan terbaik nomor dua layak huni dan udara terbaik dua kali berurut-turut.
“Dengan menurunkan efek gas rumah kaca. Salah satunya adalah dengan mewujudkan Palembanng kota pariwisata sungai, budaya dan kota olahraga. Bahkan, kita tegetkan 2030 Palembang jadi kota wisata sungai bertaraf dunia,”terangnya.
Kedepan, lanjut Harobin, langkah konkrit untuk menurunkan efek gas rumah kaca adalah dengan menambah ruang terbuka hijau (RTH). “RTH kita sudah cukup bagus. Namun nanti akan kita perbanyak lagi,” ucapnya.
Sementara, Kepala Bapeda palembang Harrey Hadi menambahkan, efek dari gas rumah kaca adalah suhu bumi meningkat. Jika tidak ada aksi konkrit maka es di kutub akan meleleh.
“Aksi penurunan efek gas runah kaca ini menjadi agenda nasional yang harus disuport kabupaten dan kota. Antara lain menungkatkan ruang terbuka hijau, mengurangi efek gas rumah kaca,” katanya.
Harrey menjelaskan, asap kendaraan juga menyumbang CO2 dari gas buangnya. Jadi kemacetan juga menyebabkan peningkatan CO2. Langkah untuk mengurangi CO2 adalah dengan menggunajan transportasi masaal LRT dan bus. Selain itu menghindari pembakaran sampah.Buanglah sampah pada tempatnya jangan dibakar. Industri gas juga harus memerhatikan buangan gasnya di udara, ” bebernya.
Harrey mengungkapkan, langkah kecil untuk mengurangi efek gas rumah kaca adalah dengan menanam satu rumah satu pohon.” Satu pohon itu bisa mensuplay oksigen untuk 2 orang,” ucapnya.
Bahkan, sambung Harrey kedepan setiap kecamatan akan dibangun ruang terbuka hijau. Sekarang RTH itu ada di Kambang Iwak, Kampus dan RS Siti Khadijah.
“Paling tidak, RTH harus 30 persen dari luas wilayah,”tungkasnya.(gS2)
Komentar