SMB II Dinilai Layak Jadi Bandara Transit

Bandara SMB II Palembang (ist)

GoSumsel – Memiliki kapasitas, fasilitas, dan sarana serta prasarana yang menunjang, Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang direkomendasikan menjadi bandara transit penerbangan internasional.

Hal ini diutarakan Anggota Komisi V DPR RI Bambang Haryo Soekartono, saat melakukan kunjungan kerja ke Palembang, Jumat (14/12).

Bandara SMB II selain memiliki fasilitas yang layak dikatakannya, juga mempunyai panjang landasan 3000 sehingga pesawat jenis Boeing bisa masuk.

“Hanya PCN yang kurang hanya 88 sedangkan PCN 777 114. Tapi 747 bisa di sini Di sini layak untuk menjadi bandara alternatif,”tuturnya.

Diungkapkannya juga, Bandara SMB II ini bisa menjadi bandara transit seperti dan mungkin menggantikan di Singapura.

“Saya ingin, bandara ini harus bisa menjadi bandara transit kalau perlu menggantikan Singapura. Singapura itu menjadi bandara transit ke Australia menuju Asia Timur, Australia menuju Eropa. Indonesia bisa,” ujarnya.

Ia menilai SMB II jauh lebih besar dari bandara Kertajati, SMB II Punya 4 konveyor, sedangkan Bandara Kertajati hanya punya satu, 14 apron sedangkan Kertajati hanya 10, garbaratnya 8 sedangkan di Bandara Kertajati hanya ada empat.

“Bandara ini jauh lebih layak menjadi bandara alternatif dibanding Kertajati. Cuman kan permasalahannya terminalnya. Terminalnyan dibangun dengan kapaistas 3,4 juta juta sedangkan demandnya 4.7 juta. Ini berarti sudah harus ada pemikiran untuk mengembangkan lagi terminalnya tapi ini dikaji dulu karena hutangnya BUMN sudah menjapai Rp5.300 triliun,” ujarnya.

Dilain itu juga Bambang mengatakan, menjadi bandara transit internasional harus murah dari sisi pelayanan. Termasuk mendapat dukungan dari Pertamina lantaran bahan bakar pesawat lebih mahal 20 persen dibandingkan Singapura dan Malaysia.

Sementara General Manager (GM) PT Angkasa Pura II Palembang Fahroji mengatakan, semua masukan memang sudah ada, tetapi untuk melengkapi semuanya itu sulit dan tidak mudah serta membutuhkan waktu yang lama.

“Untuk jadi bandara alternatif atau transit sendiri memang tidak mudah karena memang banyak aspek yang harus dilengkapi,”tandasnya.(gS2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *