Hadiri Rakerda Walubi, Gubernur Ajak Jaga Kondusifitas Sumsel

Gubernur Sumsel memberikan kata sambutan

GoSumsel – Saat menghadiri pembukaan Rakerda DPD Dewan Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Senin (28/1). Gubernur Sumatera Selatan H. Herman Deru mengajak seluruh masyarakat, terutama anggota Walubi menjaga kondusifitas.

“Sumsel merupakan salah satu provinsi paling kondusif dalam kerukunan antar umat beragama maupun kerukunan antar etnis. Untuk itu sudah menjadi kewajiban bersama untuk menjaga hal ini agar kerukunan umat beragama akan semakin meningkat,” ujarnya.

Lebih jauh dikatakan Herman Deru selaku Gubernur dirinya menyambut baik kegiatan Rakerda Walubi. Untuk itu ia mengajak semua yang hadir bersyukur dan berdoa agar Rakerda berjalan lancar.

“Rakerda ini spesial dengan kehadiran ibu Sri Hartati Murdaya. Saya tahu betul bagaimana beliau berkiprah di Walubi.  Selamat datang dan selamat melaksanakan Rakerda” tambah Deru.

Menurut orang nonor satu di Sumsel tersebut kegiatan Rakerda ini nerupakan kesempatan bagi sebuah  organisasi dalam menyiapkan program-program kegiatan  keorganisasian yang menjadi pedoman bagi gerak langkahnya ke depan.

Iapun menyadari bahwa upaya pembangunan fisik yang dilakukan bagi daerah tidak akan ada artinya bila tidak dibarengi dengan pembangunan mental masyarakatnya.

” Kami berharap melalui kesempatan ini dapat dihasilkan sebuah kerangka pemikiran yang cerdas agar Walubi dapat terus berkiprah dan memberikan warna bukan saja bagi umat Budha di wilayah Sumsel  namun juga bagi pembangunan di Sumsel secara keseluruhan,” jelasnya.

Sementara, Ketua Umum DPP Walubi, Sri Hartati Murdaya menjelaskan dalak Rakerda ini setidaknya ada tiga program yang menjadi fokus mereka dari 12 program yang akan dibahas.

Tiga program tersebut di antranya adalah menggalakkan pendidikan Buddha Darma pada umat Buddha sehingga manusia semakin banyak mendapatkan pencerahan yang bertahap yakni pencerahan badan dan batin. Tujuannya tsk lain agar hidup manusia lebih maju dan sukses. Kemudian yang berikutnya adalah merintis arus pertumbuhan ekonomi dan mensinergikan pelaku usaha ekonomi besar dan kecil.

“Sudah saatnya umat Buddha lebih serius menyikapi kondisi perkembangan kehidupan di dunia yang begitu maju baik ilmu pengetahuan dan tekonologi,”tandasnya.(gS2).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *