GoSumsel – Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Mohammad Hoesin Palembang,menjadi Rumah Sakit pertama di Pulau Sumatera dan RS Pertama di Luar Jakarta yang melakukan tindakan pemasangan alat pacu jantung permanen tanpa kabel (leadless pacemaker). Hal ini diungkapkan Direktur RSMH Dr. M Syahril Mansyur SP P MPH, kepada awak media, pada pelaksanaan tindakan pemasangan alat pacu jantung permanen tanpa kabel di ruang Cathlab BHC RSMH Palembang, Jumat (18/1).
Dirut RSMH Dr M Syahril Mansyur SP P MPH mengatakan, RSMH ini adalah rumah sakit rujukan nasional. Jadi masyarakat tidak perlu ke Jakarta, Malaysia dan Singapura. Karena RSMH melayani 5 rujukan nasional yakni pertama layanan jantung dan syaraf, kedua layanan kanker mulai screning sampai kemoterapi, tiga bedah infasif, empat bayi tabung dan lima transplasi ginjal.
“Khusus untuk layanan jantung dan syaraf terpadu. Sebelumnya layanan jantung dan syaraf terpadu dilakukan dengan bedah torak. Bedah pemasangan ring di jantung dan operasi jantung, kelainan jantung bawaan. Hari ini dokter Edo spesialis jantung dan pembuluh darah, kita melakukan tindakan pemasangan alat pacu jantung permanen tanpa kabel (leadless pacemaker),” ujarnya.
Koordinator Layanan Cardioserebrovaskuler Dr. Alexander Edo Tondas, SpJp, FIHA, FICA menjelaskan, tindakan pemasangab alat pacu jantung tanpa kabel hari ini lancar.
“Pasien sudah kita pindahkan ke kamar. Satu atau dua hari bisa dipulangkan. Terima kasih keluarga sudah percayakan ke RSMH. Mudah-mudahan makin banyak pasien seperti pak selamet terbantu, tanpa harus ke luar negeri, ” bebernya.
Dalam kesempatan ini, lanjut Edo, terima kasih dokter Diki Hanafia dari RS Harapan Kita, yang telah hadir disini. “Ini baru pertama tindakan pemasangan alat pacu jantung permanen tanpa kabel dilaksanakan di RS diluar Jakarta. Kita RS rumah sakit kedua melakukan ini setelah Jakarta,” ucapnya.
“Tindakan hari ini, pemasangan alat pacu jantung. Untuk pasien yang mengalami denyut pacu jantung lambat. Selama ini banyak pemasangan alat pacu jantung satu kabel, dua kabel bahkan tiga kabel,” terangnya.
Edo menjelaskan, dengan teknologi berkembang ukuran alat pacu jantung semakin kecil, untuk tindakan hari ini alat pacunya seperti kapsul dengan berat 2 gram. Alat pacu jantung ini mikra terkecil di dunia. Ini non bedah. Tanpa buka dada, dimasukan melalui kateter melalui paha. Jadi setelah pemasnagan alat ini pasien kami pantau. Alat pacu ini ada baterai bisa bertahan 12 tahun.
“Kita pantau dua bulan kemudian, setiap enam bulan dicek, baeterainya bagus atau tidak, fungsinya bagus atau tidak. Kateter dari paha, masuk ke pembuluh darah. Ini adalah keteter mendorong alat pacu jantung dibantu x ray, untuk melihat ke dalam. Saya bisa melihat alat ini dari luar,” bebernya.
“Alat pacu akan menetap di jantung, untuk listriknya untuk membantu denyut jantung. Sistem kelistrikan bagus. Untuk mengecek tadi hasilnya baik. Kemudian alat sistem pengirimnya. Pasien bisa beraktivitas satu atau dua hari,” urainya
Hal senada diungkapkan Dokter ahli jantung dan syaraf dari RS Harapan Kita dokter Diki Hanafi menuturkan, pemasangan alat pacu jantung ini belum banyak di Indonesia.
“Diluar Jakarta baru di Palembang.
Harapan kita pertama, yang kedua RSMH. Harapan kita sudah banyak yang pasang,”ucapnya.
Dijelaskannya, beberapa hal komplikasi alat pacu jantung dengan kabel yakni bisa menyebabkan infeksi, pendadarahan, kabel menggulung.
“Tapi ini tanpa kabel. Sekarang alat pacu jantung mengecil hanya sebesar kapsul. Jauh lebih canggih dari yang biasa. Dia punya sensor sehingga bisa melihat nadinya naik, semuanya bisa dimonitor. Ini lebih bagus lagi,”terangnya.(gS2)