GoSumsel – Akibat diterjang derasnya arus sungai Musi, Jembatan ponton yang merupakan jalur utama penghubung Kecamatan Ulu Musi-Pasemah Air Keruh (Paiker), Kabupaten Empat Lawang, roboh sekitar pukul 8 pagi, Sabtu (27/4).
Akibat sarana utama penyeberangan ke daerah sentra pertanian itu putus, Kecamatan Paiker terisolir, aktivitas lumpuh total.
Putusnya sarana publik yang merupakan sarana vital diperkirakan akibat meluap dan derasnya arus sungai terbesar yang membelah kabupaten pemekaran dari Kabupaten Lahat ini disebabkan derasnya hujan sejak tadi malam. Sejauh ini belum dapat informasi adanya korban jiwa ambruknya jembatan berangka baja yang baru beberapa tahun ini dilakukan perehaban.
Namun dampaknya, aktivitas warga di berbagai bidang menjadi terganggu, diantaranya hasil pertanian yang menjadi sumber penghidupan masyarakat tidak bisa dikeluarkan, siswa yang tengah menempuh pendidikan tingkat atas juga terganggu, karena banyak anak-anak masyarakat Paiker yang sekolah di SMAN Ulu Musi.
Di sisi lain, putusnya sarana ini juga bisa menghambat jalannya perhitungan perolehan suara Pilpres dan Pileg yang mana saat ini tengah melaksanakan pleno di tingkat kecamatan (PPK), karena nantinya logistiknya tidak bisa didistribusikan lagi ke ibu kota kabupaten.
Selain merobohkan jembatan, derasnya arus juga merobohkan sebuah rumah milik warga yang berada di bantaran sungai, serta merendam beberapa rumah warga di sejumlah desa dalam Kecamatan Ulu Musi dan Sikap Dalam
Warga yang rumahnya terendam banjir bahu membahu mengevakuasi harta bendanya. Warga juga merasa khawatir, banjir akan menghanyutkan rumah mereka.
Dari keterangan sejumlah warga di sekitar, hujan cukup deras mulai tadi malam, hingga sungai hulunya Sungai Musi ini meluap hingga menyebabkan terjadinya banjir dan merendam sejumlah perumahan warga, bahkan merobohkan rumah warga.
Terjangan arus yang deras ini juga menyebabkan hanyutnya jembatan ponton, hingga menyebabkan akses menuju kecamatan Paiker atau sebaliknya ke Ulu Musi lumpuh total.
“Tadinya ada jalur alternatif, tapi sudah putus pula. Kalaupun ada jalur lainnya, jalannya tidak memungkinkan, yakni jalan perkebunan warga yang tidak bisa dilalui kendaraan roda empat atau roda dua, kecuali motor khusus ke kebun,” terang Eko, salah seorang warga.
Sejauh ini lanjutnya, belum ada tindakan dari instansi terkait, dengan harapan pemerintah cepat mengambil langkah untuk tanggap darurat, sehingga akses warga tidak lumpuh total.
“Ya, harapannya tentunya ada akses daruratlah, sehingga tidak lumpuh total. Kalau begini kan Paiker menjadi terisolir,” tandasnya.
Hal senada dikatakan Fery, warga Desa Karanganyar, Kecamatan Sikap Dalam, beberapa rumah warga di desa-nya itu terendam banjir. Suasana masih mencekam, sehingga sebagian warga masih berusaha mengevakuasi harta benda yang ada keluar rumah.
“Banyak peralatan rumah warga yang sudah terendam, yang masih bisa diselamatkan diangkut keluar. Takutnya, banjirnya makin meningkat, hingga menghanyutkan rumah,”tandasnya.(gS/4Lw)