GoSumsel – Persoalan pernikahan anak usia dini dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) masih kerap sering terjadi, tak ingin kondisi ini terus terjadi Pemkab Muba melalui Dinas Perlindungan Pemberdayaan Perempuan dan Anak (DPPPA) bersama TP PKK Muba terus bergerak untuk memberikan sosialisasi dan pencegahan hingga ke kawasan pelosok desa di Bumi Serasan Sekate.
Dalam kesempatan kegiatan Pembukaan Sosialisasi Pencegahan Pernikahan pada Usia Anak Serta Upaya Pencegahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Dalam Perempuan di Auditorium Pemkab Muba, Selasa 30 Juli, Ketua TP PKK Muba Thia Yufada Dodi Reza menyebutkan, salah satu faktor terjadinya pernikahan usia dini dikarenakan masih minimnya pengetahuan masyarakat terutama yang berada di kawasan pelosok.
“Oleh sebab itu, TP PKK Muba beserta organisasi perempuan lainnya di Muba harus intensif mengerahkan anggota dan pengurus untuk lebih intens melakukan sosialisasi dan edukasi terhadap pencegahan pernikahan anak usia dini serta KDRT,” ungkapnya kepada awak media, Rabu (31/7)
Menurut Thia, tugas dalam pencegahan pernikahan usia dini dan KDRT ini juga merupakan tugas kita bersama sama kaum pria khususnya kalangan bapak-bapak. “Kita harus satu persepsi bahwa tugas untuk mencegah pernikahan anak usia dini dan KDRT ini adalah tugas kita bersama bukan hanya tugas kalangan ibu-ibu,” untuk itu dengan adanya keharmonisan dalam keluarga meminimalisir terjadinya kekerasan dalam rumah tangga dan pernikahan dirinya terangnya.
Lanjutnya, persoalan lainnya yang menjadi pemicu KDRT yakni karena masih mendominasinya ketergantungan perempuan terhadap laki-laki. “Kondisi ini pula yang seringkali membuat perempuan bungkam, padahal perempuan itu sendiri harus mandiri,” tegasnya.
Dalam sambutannya Bupati Muba Dodi Reza mengatakan upaya pencegahan pernikahan usia dini dan KDRT menjadi tugas bersama dan konsen Pemkab Muba untuk terus memininalisirnya.
“Kita ketahui bebeberapa waktu lalu ada kejadian di Muba ini pernikahan anak usia dini, ke depan semoga tidak terulang lagi dan kita semua akan memaksimalkan edukasi dan sosialisasi pencegahannya,” tegas Dodi.
Dikatakan Ayah dari kembar Attali dan Aletta, pernikahan anak usia dini banyak memberikan dampak yang tidak baik terutama bagi kesehatan.
“Apalagi kalau anak perempuan itu akan mengandung, ini akan sangat beresiko bagi kesehatan ibu dan janin,” ulasnya.
Sementara itu, pada kegiatan tersebut turut diisi Motivator nasional yakni Founder of Freedom of Life, Louis Sastrawijaya menuturkan orangtua harus paham dan satu suara bahwa pernikahan anak usia dini sangat berbahaya dan memberikan efek yang tidak baik.
“Hak remaja anak dirampas, dan ini harus dicegah. Untuk pencegahan ini menjadi peranan orangtua dan lingkungan sekitar,” ulasnya.(gS/riil)