GoSumsel – Terpancar raut bahagia yang tak bisa terlukiskan, dari wajah seorang lelaki berkacamata saat menyaksikan detik-detik proklamasi dalam upacara peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-74 di Pelataran Benteng Kuto Besak Palembang hari ini, Sabtu (17/8).
Ia biasa disapa Dani Prakoso seorang ayah dari Adinda Safura yang berhasil menjadi pembawa baki Sang Saka Merah Putih dalam upacara resmi bersama Walikota Palembang H. Harnojoyo dan dihadiri pula oleh jajaran pejabat.
Gadis ayu itu tengah menempuh pendidikan di bangku kelas Sebelas MAN 3 Palembang. Mulanya, ia mengaku tak pernah menyangka, bisa terpilih untuk menjadi Purna Paskibraka Indonesia (PPI), tingkat Kota Palembang sekaligus sebagai pembawa baki. Putri keempat dari Dani Prakoso dan Titik Sri Utami teringat betul runtutan seleksi yang cukup rumit. Apalagi, harus ditambah lagi dengan prosesi jadwal latihan yang cukup padat.
Dalam sebuah perbincangan singkat, Adinda menceritakan kisah awal yang bermula dari motivasi dan dorongan kuat beberapa seniornya.
“Awalnya, didorong sama senior. Sebenarnya saya juga tidak menyangka bisa terpilih. Sebab, dari lima ratus orang pendaftar paskib di SMA se-kota Palembangkan memang hanya dipilih secukupnya dalam satu SMA. Dari MAN 3 lulus empat orang sampai tahap Pantohir. Di seleksi akhir, sisa tinggal satu orang, alhamdulillah saya terpilih,” kenang Dinda.
Ditambahkan Dinda, keraguan pertamanya muncul sebab rekan-rekan sebayanya yang juga ikut seleksi adalah telah memiliki prestasi mumpuni, pengalaman yang mendukung, dan dirasanya punya potensi lebih baik dibanding dirinya. Namun, berkat kerja keras melewati empat tahap seleksi dan diiringi dengan doa orangtua, Dinda akhirnya bisa tersenyum lega saat dinyatakan dirinyalah yang terpilih sebagai perwakilan dari sekolahnya untuk maju ke PPI Kota.
“Seleksinya ada Empat tahap. Tes awal adalah administrasi dan tertulis. Kemudian lanjut ke tes kesehatan, naik lagi ke tes tahap lari atau fisik, yang terakhir ialah tes postur tubuh,” tambah Dinda.
Menurut gadis bermata bening ini, tahapan yang paling sulit untuk dilalui sepanjang seleksi ialah tes kesehatan. Sebab, dalam tahap itu rekan-rekannya harus banyak yang merelakan diri mundur lantaran kondisi kesehatan yang tidak memenuhi kriteria. Padahal, selama proses latihan mereka tidak menemukan kesulitan yang cukup berarti dari segi kesehatan.
“Kalau tes lain-lainnya itu kan masih bisa diusahakan supaya hasilnya terbaik ya. Tapi kalau kesehatan itu pasti hasilnya murni. Hasil yang keluar adalah sesuai dengan kondisi tubuh kita saat itu. Karena itu, dari awal saya juga sudah berusaha hati-hati untuk selalu jaga kondisi kesehatan supaya bisa tetap fit meskipun harus latihan berhari-hari,” katanya.
Sementara itu, Dani Prakoso mengaku sangat terharu dan bangga karena bisa menyaksikan putri terakhirnya berhasil menjalankan amanah tugas dengan sangat baik.
“Adinda ini anak saya yang terakhir dari empat bersaudara. Alhamdulillah ya, yang paling bungsu. Anak saya yang pertama Fahmi Sidiq, kedua Mia Soraya, ketiga Ilham sedang kuliah di Unsri, yang terakhir Adinda ini yang sedang bersekolah di MAN 3,” ujar Dani, ayah Dinda yang juga mendampingi berbincang pagi ini.
Saat ditanya mengenai bentuk dukungan dari orangtua untuk anaknya sampai bisa menorehkan prestasi yang sangat membanggakan itu, Dani dan istri mengaku bahu membahu mendukung Adinda dalam hal apapun agar bisa sampai di tahap ini.
“Kami sangat mendukung dari awal. Ketika dikabarkan dinda lulus anggota paskib, wah kami semangat sekali ya, dari awal kita dukung dari pagi berangkat subuh-subuh disiapkan makanan untuk bekal sampai pulangnya diperhatikan. Karena kita bangga kan sebagai orangtua.
Adinda Safura ternyata tak hanya dikenal sebagai gadis yang berprestasi. Meskipun diketahui sebagai anak yang kalem, namun Adinda selalu bisa diandalkan untuk jadi perwakilan di banyak kesempatan. Ia juga salah satu murid yang selalu aktif di kelas maupun di organisasi.
“Adinda ini anaknya kalem, mungkin karena dia anak bungsu ya. Dinda termasuk anak yang selalu aktif di sekolah menurut guru-gurunya yang bercerita ke saya. Selain itu, dia aktif juga di organisasi OSIS. Kalau di rumah nurut, rajin belajar juga, alhamdulillah. Doakan yang terbaik ya untuk Adinda,” tutup Dani.(gS/dy)