GoSumsel – Mengawali agenda kerjanya Senin (19/8) pagi, Gubernur Sumsel H. Herman Deru menerima kedatangan 50 Peserta Kuliah Kerja Dalam Negeri (KKDN) Perwira Siswa (Pasis) Pendidikan Reguler (Dikreg) XLVI Sekolah Staf Komando (Sesko) TNI TA 2019, di Griya Agung.
Selain menyambung silaturahmi dan bertukar pikiran, kegiatan yang diisi dengan dialog tersebut ditargetkan mampu membawa masyarakat Sumsel lebih baik dan sejahtera dalam kebersamaan.
“Saya ingin ini terbuka agar dialog soal pertahanan dan antisipasi ancaman yang berbeda di setiap daerah sinkron dengan kebijakan pemerintah di daerah,” ujar Gubernur Sumsel.
Di hadapan para Pasis Sesko TNI, Gubernur Sumsel mengatakan bahwa selain terorisme, Cyber dan lainnya, Karhutla juga bisa menjadi ancaman yang tidak bisa dianggap sepele. Karena akibat adanya Karhutla konsentrasi Pemprov kini cukup terkuras padahal banyak tugas lain yang menanti, seperti upaya percepatan ekonomi dan pembangunan.
Karena itu kepada para Pasis ini Herman Deru meminta agar ada analisis apakah ini telah masuk menjadi ancaman khusus. Mengingat Karhutla ini terjadi terus dan selalu berulang.
“Agar bisa kita waspadai. Dan apapun itu harus kita cegah karena mencegah lebih mudah dan murah dari pada kita harus memadamkan itu. ,” jelasnya.
Melalui pendidikan ini, Iapun berpesan kepada para Pasis dapat mengembangkan kepemimpinan yang efektif yaitu gaya kepemimpinan yang dapat menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi dan kebutuhan bawahan yang dipimpin.
“Pemimoin yang hebat tumbuh bukan karena menegakkan pikitan dan semangat yang mengilhami pengikutnya” jelas dia.
Adanya KKDN ini juga diharapkannya menjadi salah satu wadah terbentuknya Perwira TNI yang handal, profesional dan proporsional sebagaimana Sesko TNI yang bertugas sebagai penyelenggara pendidikan karier tertinggi TNI , melaksanakan pengkajian dan pengembangan doktrin maupun pendidikan dan latihan TNI.
Sementara itu, Direktur Kerjasama Akademik Sekolah dan Staf Komando (Sesko) TNI Marsna TNI Firdaus Syamsudin, S.IP mengatakan berterima kasih atas sambutan Gubernur Sumsel. Dijelaskannya KKDN ini secara kurikulum sudah berjalan 4 bulan dari 7,5 bulan yang direncanakan. KKDN ini bukan hanya digelar di Oalembang tapi jiga di Jambi, Babel, dan Riau dengan jumlah peserta sebanyak 152 orang.
“Ada juga yang dari luar negeri 7 orang di antaranya seperti dari Filiphina, Singapura dan Arab Saudi,” jelasnya.
Saat ini jelas Firdaus, ancaman TNI harus dapat diterjemahkan dari berbagai bentuk konflik yang tidak lagi simetris. Beberapa potensi ancaman yang perlu dicermati yakni saat ini di antaranya, terosisme, cyber serta kerawanan di kawasan Laut China Selatan.
“Termasuk ancaman Ilegal fishing, penyelundupan barang, manusia dan narkoba yang dapat mengancam keutuhan NKRI,” jelasnya.
Melalui pendidikan ini diharapkan para siswa nantinya mampu memetakan ancaman militer dan non militer. Untui itu mereka berharap kesediaan Gubernur untuk membantu kegiatan siswa dengan memberikan data yang valid dan faktual di Sumsel.
“KKDN punya peran penting agar para siswa mampu menyusun konsep dan memberi sumbangan pemikiran pengembangan sumber pertahanan di daerah,” tutupnya.
Selain Direktur Kerjasama Akademik Sekolah Staf dan Komandi (Sesko) TNI Marsma TNI Firdaus Syamsudin, S.IP, pertemuan tersebut juga dihadiri Direktur Pendidikan Sekolah Staf dan komandi (Sesko) TBI Brigjen TNI Dedy Kusbandi, SIP, MS.i. Dosen Univeristas Padjajaran Dr Aru Ganjar H.S.Sos, MS.i, Ph.D, serta Kepala Departemen (Kadep), Perwira Pembantu (Paban), Perwira Penuntun ( Patun) /Dosen Sekolah Staf dan Komandi TNI. (gS/riil)