GoSumsel – Bermodal dari pengalamannya menjadikan Kabupaten OKU Timur sebagai salah satu daerah penyuplai daging terbesar di Sumsel semasa Ia menjadi Bupati, membuat Gubernur Sumsel H. Herman Deru yakin Ia juga akan mampu mengembangkan potensi kerbau rawa di Sumsel secara maksimal.
Dengan pengelolaan yang baik dan pengalaman yang mumpuni, Ia yakin Sumsel dapat mandiri memenuhi kebutuhan daging tanpa ekspor dari daerah luar.
Hal itu dikatakannya saat menerima Kepala Badan Restorasi Gambut RI , Nazir Foead sekaligus menyimak paparan tentang kegiatan Kerbau Rawa dari Universitas Sriwijaya yang berlangsung di Ruang Rapat Griya Agung Palembang, Kamis (15/8).
“Masyarakat Sumsel ini sangat berperhatian terhadap perkembangan ternak khususnya sapi dan kerbau rawa . Saya sendiri juga merupakan salah satu pelaku peternak dan penjual daging, pengalaman itu nyata,”katanya.
Dikatakannya, kerbau rawa merupakan hewan ternak yang memiliki potensi yang luar biasa. Selain dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat juga dapat menjaga alam dengan sangat baik.
Karena itu Ia menyambut baik sekali jika kerbau rawa serius dikembangkan di Sumsel. pasalnya kerbau rawa memiliki potensi susu yang luar biasa. Sebagai orang yang cukuo berpengalaman sebagai pelaku peternak, faktor manusia diakuinya mempunyai peran lebih dari 30 Persen terhadap keberhasilan pengembangan barulah faktor berikutnya adalah pendanaan.
Sedikit kilas balik, Herman Deru menceritakan pengalaman saat menjadi Bupati OKU Timur dua periode. Saat itu dirinya pernah membeli sapi sebanyak 500 ekor dan ditempatkan di setiap titik desa sehingga sapi itu berhasil dikembangkan bahkan pernah menyuplai daging sapi. “Saya sebagai Bupati pernah menyuplai daging terbesar di Sumsel,”ungkapnya.
Karena itu pula dirinya bangga atas inisiasi dan gagasan untuk pengembangan kerbau rawa.
“Saya ingatkan yang pertama itu perlu SDM kemudian ketersedian lahan. Pengembangan kerbau rawa ini sangat bermanfaat selain meningkatkan ekonomi, ini juga menjaga alam menjadi produktif tanpa merusak,”terangnya.
Dengan pengembangan kerbau rawa yang maksimal Iapun menargetkan agar Provinsi Sumsel tidak lagi mengimpor daging dari luar daerah.
Sama halnya dikatakan Kepala Badan Restorasi Gambut RI , Nazir Foead bahwa kerbau rawa selain meningkatkan ekonomi dan menjaga alam ini juga produktif tanpa merusak.
Selain membahas gambut, katanya BRG juga terfokus pada pengembangan ekonomi masyarakat salah satunya dari bidang peternakan. “Kita setuju jika daging kerbau ini kita dorong. Kita juga dapat membudayakan kerbau rawa di lahan gambut,”ucapnya.
Dirinya juga yakin jika Sumsel dapat berhasil dalam pengembangan kerbau rawa. Dan tidak mungkin nantinya Sumsel akan menjadi percontohan bagi Provinsi lain dalam pengembangan kerbau rawa.
Sementara itu, Dekan Fakultas Pertanian Unsri Andy Mulyana mengungkapkan bahwa kerbau rawa adalah plasma Nutfah asli Sumatera Selatan. Kebo rawa memiliki produk susu yang berkualitas. Maka katanya kedepan nanti akan bekerjasam dengan Pemprov Sumsel dalam hal ini Dinas terkait untuk mengembangkan Kerbau Rawa tak lain hal ini untuk perkembangan kerbau rawa sendiri sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat disana.
Saat ini Kegiatan Revitalisasi Ekonomi Kerbau Rawa Sumsel berada di lokasi Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin, Kecamatan Pampangan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir.(gS2)