GoSumsel – Terkait viralnya, pemberitaan terkait dugaan adanya, oknum pejabat di Kota Palembang, yang meminta tiket konser Wesltife pada 18 Agustus kemarin, salah satu tokoh pemuda di Kota Palembang, angkat bicara
“Jangan mengambing hitamkan Pejabat dan Pemerintah apalagi, masyarakat dalam hal kerugian dalam melaksanakan sebuah pertunjukan, apalagi hal semacam ini murni manajemen bisnis,”terang Tokoh Pemuda di Kota Palembang Patriot Muslim, melalui sambungan seluler, Sabtu (24/8).
Dirinya sangat menyesalkan apabila dalam perspektif ini, seolah seolah mengatakan Kota ini (Palembang,red) belum siap menggelar event Internasional, menyebut Kota artinya secara langsung mengatakan Masyarakatnya.
“Ini perlu menjadi pelajaran bagi promotor yang murni berbisnis di Kota ini,”jelasnya
Dilain itu lanjutnya, perhelatan konser ini tidak ada permintaaan Masyarakat melainkan program bagi kalangan bisnis yang ingin memberikan hiburan Bagi masyarakat.
“Saya kira tim manajemen sudah melakukan survey dan pemetaan, bagaimana keadaan sosial dan linkungan kota ini dan seberapa banyak penggemar dari band tersebut serta tingkat kemampuan Masyarakat dalam pembelian tiket dan diukur dalam index pendapat perkapita Masyarakat di wilayah Palembang dan sekitarnya,”ungkapnya.
Kelompok masyarakat tuturnya, dibagi menjadi tiga arsir, menengah kebawah, menengah dan Keatas. Hasil survey juga bisa menentukan, berapa besar tingkat keinginan Masyarakat mampu (menengah keatas) untuk hadir ditengah tengah konser. Dilain juga bisa dilakukan komunikasi dua arah, dengan para pejabat setempat serta aparat bertugas dilapangan,
“Sebagaimana promotor yang sudah berpengalaman menggelar event tersebut, saya sangat menyesalkan jika promotor mengalami kerugian besar seolah yang salah adalah Palembang nya, tentu ini memberikan makna yang luas serta berdampak psikologi bagi kami Masyarakat asli Palembang,”jelasnya.
“Mari sama sama jaga image kota ini sebagai Kota zero konflik, inilah yang menjadi acuan bagi semua stackholder ingin melaksanakan kegiatan kegiatan internasional, nilai plus ini yang akan terus dijaga oleh masyarakat sebagaimana yang ditelah dirasakan oleh para pelaku bisnis,”lanjutnya.
Dalam perhelatan besar jelasnya, di Palembang sangat jarang terjadi sebuah kerusuhan atau pertikaian antar etnis/ kelompok/golongan, coba bayangkan jika konser besar itu terjadi hal serupa tentu manajemen ataupun promoter akan sangat “rugi” lagi.
“Nyatanya tidak, di Palembang meskipun masa tumplek blek namun sangat jarang terjadi kerusuhan dan sejenisnya, ini perlu digaris bawahi salah satu point plus untuk Kota Palembang,”tandasnya.(gS2)