GoSumsel – Bupati Muba Dodi Reza kian gencar menyiapkan langkah-langkah pencegahan agar kebakaran hutan, perkebunan, dan lahan tidak kembali berulang. Walaupun hot spot dan fire spot saat ini tercatat zero di Kabupaten Muba.
Persoalan karhutbunlah yang terjadi ini, menjadi persoalan serius bagi Bupati Muba Dodi Reza, yang juga Ketua Umum Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL). Bahkan tidak main-main dalam upaya pencegahan ke depan, Pemkab Muba akan menggelontorkan dana sebesar Rp 25 Miliar untuk penyediaan sarana prasarana pencegahan dan meminimalisir karhutbunlah di Muba.
“Ke depan juga saya mengeluarkan instruksi kepada Pemdes (Pemerintahan Desa) untuk mengalokasikan dana desa alat inventaris sarpras pembukaan lahan, kalau ini tidak diikuti oleh Pemdes saya akan tahan pencairan dana desa,” tegas Dodi Reza di sela Rountable Discussion Membangun Sinergi Antar Stakeholder Sumatera Selatan untuk Pengendalian Kebakaran Hutan, Kebun, dan Lahan ke depan di Hotel Swarna Dwipa, Kamis (31/10/2019).
Lanjutnya, langkah tegas ini agar warga tidak membuka lahan dengan cara membakar. “Jadi kita itu kalau melarang jangan fokus dengan pemberian sanksi saja, tapi kita cari solusi dan fasilitasi warga agar tidak melakukan hal-hal yang melanggar,” tegasnya lagi.
Dikatakan, Peraturan Bupati yakni tentang pembukaan lahan tanpa bakar sebagai implementasi Permentan Nomor: 05/Permentan/Kb.410/1/201 Tentang Pembukaan dan/atau Pengolahan Lahan Perkebunan Tanpa Membakar.
“Kemudian, penambahan anggaran Rp15 Miliar untuk pengadaan Alat Berat dan Sapras Pengendalian karhutla (Fire Jeep, Excavator, Pompa, Jet sprayer) dan Rp9,5 Miliar untuk pencegahan dan Pengendalian Karhutla,” bebernya.
Dodi menyebutkan, bahkan jauh sebelum kejadian karhutbunlah saat ini dirinya telah membuat buku trilogi soal lingkungan sebagai upaya pencegahan pembakaran hutan melalui peserta didik.
“Saya sudah membuat trilogi buku lingkungan yakni Lihatlah Hutanku, Padamkan Api, dan Kujaga Selalu Hutanku. Nah, upaya ini agar anak-anak bisa sosialisasi ke orangtua mereka masing-masing agar tidak membakar hutan dan lahan,” ungkapnya.
Dodi menambahkan, BRG mempunyai peranan penting untuk maksimal dalam pencegahan karhutbunlah.
“Kami ingin agar BRG ini meningkatkan koordinasi dengan pemerintah daerah setempat khususnya di daerah yang terdampak karhutbunlah, karena BRG punya peranan penting dalam penjagaan lahan gambut,” terangnya.
Sementara itu, Peneliti Lahan Gambut dari Universitas Sriwijaya Dr Ir Momon, mengaku sangat mengapresiasi upaya-upaya ke depan yang akan dilakukan Pemkab Muba guna mencegah dan memininalisir karhutbunlah.
“Muba juga bakal membuat waduk dan pembasahan lahan gambut saat musim kemarau. Tentu upaya ini harus dimaksimalkan,” ujarnya.
Direktur Utama Bumi Institute Palembang, Ricky Purba pada roundtable discussion ini Bupati Muba Dodi Reza membagikan dan membuka pengalaman dan menularkan semangat serta menjadi inisiator dalam penanganan Karhutlah ini.
“Jadi bukan hanya penanganan saja tapi pencegahan, sehingga kedepan karhutlah tidak terjadi lagi. Pelibatan masyarakat harus secara aktif dalam pencegahan ini, bentuk satgas ataupun beri edukasi terkait karhutlah, apa yang ingin dilakukan Muba ke depan harusnya menjadi panutan bagi daerah lain yang terdampak karhutbunlah,” pungkasnya.
Dalam kesempatan Rountable Discussion Membangun Sinergi Antar Stakeholder Sumatera Selatan untuk Pengendalian Kebakaran Hutan, Kebun, dan Lahan ke depan tersebut Bupati Muba Dodi Reza turut didampingi Kepala Bappeda Muba Zulfakar, Kepala BPBD Muba Indita, Kepala Dinas Perkebunan Iskandar Syahrianto, Plt Kabag Humas Yettria, dan Plt Kabag Protokol Rangga Perdana Putera.(gS/ba)