GoSumsel – Kebun karet milik Ferlan (35) dijarah para perampok di tengah malam, para perampok ini menyatroni kebun dan langsung menyekap serta menyandera para pekerja kebun dengan menodongan senjata tajam (sajam).
Ternyata Penjarahan getah karet di lahan seluas 200 Ha tersebut sudah yang ketiga kalinya. Di kedua aksi sebelumya para perampok ini sukses menjarah ribuan ton getah karet.
Dalam aksi yang ketiga kawanan ini terkena batunya, aksi mereka berhasil digagalkan aparat Polsek Lubuk Batang. Padahal truk yang mereka bawa sudah penuh muatan dan siap meninggalkan tempat kejadian perkara (TKP).
Gagalnya kawanan perampok bersenjata tajam tersebut dalam melancarkan aksi yang ketiga ini, tak terlepas dari kelengahan mereka sendiri.
Berdasarkan keterangan Kapolres OKU AKBP Tito Travolta Hutauruk, didampingi Wakapolres Kompol Zularnain, Kabag Ops Kompol Ginting, dan Kapolsek Lubuk Batang AKP Ujang Abdul Aziz, dua dari lima buruh yang disandera perampok ini, bisa melepaskan diri.
“Dua korban yang disekap dan disandera berhasil meloloskan diri dan kabur dari TKP di tengah-tengah kebun karet yang gelap. Salah satu yang lolos itu kemudian melapor ke aparat Polsek Lubuk Batang dan langsung kita tindak lanjuti,” terang AKBP Tito,(30/12).
Tanpa menunggu waktu lama anggota Polsek Lubuk Batang langsung menuju TKP tempat penjarahan getah karet yang sedang berlangsung dengan korban masih disekap.
“Saat kami tiba para pelaku delapan orang langsung kocar-kacir kabur di kegelapan hutan karet. Namun mobil truk pelaku yang sudah berisi 4,2 ton getah karet siap jual bisa kita amankan berikut korban yang disekap berhasil kita selamatkan,” jelasnya.
Setelah kejadian itu Polsek Lubuk Batang melakukan penyelidikan dan akhirnya terungkap komplotan mereka. Satu pelaku atas nama Heriyanto alias Galito (49), warga Desa Prabumenang Kabupaten Muaraenim sudah ditangkap sebulan dari peristiwa tersebut.
“Satu pelaku ditangkap tim gabungan Reskrim Polsek Lubuk Batang dan Polres OKU. Yang bersangkutan kita beri tindakan tegas terukur karena menyulitkan petugas saat dalam pengejaran. Pelaku sudah beberapa kali berpindah-pindah tempat persembunyiannya diantaranya ke Bayunglincir, Jambi hingga sampai ke Riau,” beber Kapolres.
“Kita juga menyita mobil pelaku jenis truk BE 8019 F serta dua keeping getah karet sebagai sample. Tujuh pelaku lainnya sudah kita ketahui identitasnya dan sekarang masih dalam pengejaran,” sambung Tito.
Komplotan Galito sudah tiga kali beraksi menjarah getah karet dengan cara kekerasan. Aksi pertama dilakukan pada 2017 lalu dan korbannya melapor. Pada tahun 2018 mereka beraksi lagi tapi tidak dilaporkan.
Terakhir aksi penggarongan disertai dengan penyekapan para korbannya terjadi 16 November 2019 lalu namun bisa digagalkan.(syah)