Warga Desa Pajar Bulan, Diduga Jadi Korban Keganasan Harimau

Potongan tubuh korban dibawa, untuk dilakukan otopsi

GoSumsel – Warga Desa Pajar Bulan, Kecamatan Mulak Ulu, Lahat, kembali digegerkan oleh harimau memangsa manusia. Aspani Suwandi (57) menjadi korban, diduga ketika saat menjaga kebun. Korban pertama kali, ditemukan Volta (16) yang merupakan anak bungsu korban.

Dikatakan Volta, jika ayahnya sudah tiga minggu terakhir berada di hepangan (kebun red) durian. Setiap minggu Sumiah (57) ibunya merupakan istri korban rutin membawakan beras. Minggu (22/12) giliran Volta yang mengantarkan beras ke pondok ayahnya.

Namun saat tiba di pondok, Volta tidak menemukan ayahnya. Ia pun lantas melakukan pencarian disekitar pondok, diareal bukit barisan pematang besar. Lalu menemukan sesosok rangka bagian dada, bagin paha kiri, dan kepala. Sambil menangis ketakutan, Volta lantas pulang ke desa dan melaporkan kejadian itu.

“Antara paha dengan kepala ditemukan berjarak sekitar 50 meter, paha dengan lengan sekitar 20 meter. Setelah dilihat dari pakaian, itu benar ayahnya Volta,” ujar Rahmad (47), adik ipar korban, di Ruang Instalasi Jenazah RSUD Lahat.

Rahmad membeberkan, kakak iparnya tersebut memang benar dimangsa harimau. Pasalnya sebelum ditemukannya sisa tubuh korban, Rahmad bersama tiga warga desa lain menumukan jejak kaki harimau sebesar telapak orang dewasa. Pencarian terhadap korban pun berawal menyusuri jejak kaki harimau.

“Hewan apa lagi yang memakan manusia, kalau bukan harimau,”tandasnya.

Dalam pemberitaan sebelumnya, Ketua Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel, Genman Suhefti Hasibuan dalam rakor ini memaparkan ada di Indonesia ada tiga jenis  harimau  yakni Harimau Bali dan Harimau Jawa keduanya sudah punah. Kini tinggal lagi jenis Harimau Sumatera yang keberadaannya  terancam punah.

Saat ini lanjut, Genman Suhefti Hasibuan BKSDA Wilayah II Lahat telah melakukan upaya mengatasi isu harimau Sumatera, dengan melakukan sejumlah langkah diantarannya koordinasi dengan sejumlah pihak terkait, melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan  keberadaan satwa liar yang  dilindungi.

“Kami juga laporkan hingga saat ini  sudah  ada lima orang yang menjadi korban,  tiga  meninggal dunia dan  dua orang lagi luka-luka yang cukup serius. Semuanya penyerangan terjadi di kawasan hutan lindung yang merupakan habitat harimau tersebut,”jelasnya

“Kita dari BKSDA sudah melakukan sejumlah langkah yakni sosialisasi dan koordinasi dengan pihak terkait,  mengunjungi rumah duka, pemasangan box trap di lokasi korban di serang, pemasangan himbauan di beberapa titik desa, pemasangan lima  kamera pemantau  disepanjang rute  yang sering dilewati harimau dan terus memantau keberadaan harimau,”tandasnya.(gS/Lh)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *