GoSumsel – Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate, menjadi narasumber pada diskusi semipanel dengan tema Spotlight On Indonesia Unicorns And Digital Economy Advancement: The Big Picture yang digelar pada hari kedua pelaksanaan World Economic Forum, di Davos. Bersama Menkominfo, tampil juga Ketua KADIN, Rosan Perkasa Roeslani; Co-founder Traveloka, Albert; Presiden Direktur Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata; dengan moderator Overseas Development Director dari WIR Group, Yasha Chatab.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Johnny menguraikan perkembangan startup, unicorn, dan decacorn di Indonesia, yaitu tentang bagaimana Indonesia merupakan salah satu tanah yang subur untuk pertumbuhan startup.
Menurut perhitungan Startup Ranking, Indonesia menduduki urutan nomor lima dunia dengan jumlah startup 2193 buah pada tahun 2019, setelah Amerika Serikat, India, dan Kanada. Posisi ini bahkan mengungguli negara-negara maju lain seperti Jerman, Australia, Prancis, dan Spanyol yang membuntuti di urutan-urutan sesudahnya.
Selain unggul dalam hal kuantitas, Indonesia juga tangguh dalam hal kualitas startup. Terbukti dengan munculnya empat unicorn (valuasi lebih satu juta dollar AS) dan satu decacorn (valuasi lebih dari sepuluh juta dollar AS). Bahkan valuasi pasar para decacorn dan unicorn Indonesia tersebut, Gojek (11 miliar USD), Tokopedia (7 miliar USD), Traveloka (4,5 miliar USD), OVO (2,9 miliar USD), dan Bukalapak (12 miliar USD), mendominasi dunia startup di kawasan Asia Tenggara.
Menteri Johnny membeberkan pengalaman pemerintah RI dalam memfasilitasi dan mengakselerasi tumbuhnya pelaku usaha bisnis digital tersebut. Gerakan 1000 Startup ditargetkan untuk mencetak seribu startup sampai dengan tahun 2024. Program ini dititikberatkan untuk membekali para startup dengan orientasi terhadap tahap-tahap bisnis startup yang baku, yaitu melalui event ignition, workshop, hacksprint, bootcamp, dan incubation. Sedangkan Nexticorn digagas untuk mempertemukan antara investor dengan startup dengan cara menyelenggarakan event konferensi di dalam dan luar negeri agar mereka bisa saling menjajagi kemungkinan-kemungkinan kerja sama.
“Saya mengharapkan dan mengupayakan agar di tahun 2020 setidaknya ada satu lagi decacorn yang berasal dari Indonesia. Oleh karena itu saya sangat mendorong para investor untuk berinvestasi pada start up,” jelas Menkominfo.
Peserta diskusi WEF yang hadir di Indonesia Pavilion juga mendapatkan rincian program-program yang telah digelar pemerintah untuk memberikan dukungan kepada tumbuhnya ekosistem tersebut. Pada pembangunan bidang infrastruktur, Kominfo telah menyelesaikan pembangunan jaringan tulang punggung serat optik nasional Palapa Ring sepanjang 348.416 kilometer, mengelola 6 satelit dan menyiapkan pengaryaan 2 satelit baru, pendirian BTS baru untuk menutup blankspot sebanyak 116.982 buah sampai kuartal ketiga tahun 2019.
Dalam sektor pengembangan sumber daya manusia, bersama ekosistem Kominfo menyelenggarakan pengembangan keterampilan digital dasar melalui gerakan nasional Siberkreasi. Untuk tingkat madya, diselenggarakan program Digital Talent Scholarship yang telah menjangkau puluhan ribu orang penerima beasiswa. Sedangkan untuk mendorong keterampilan digital level advance digelar program Digital Leadership Academy.
“Untuk memenuhi SDM di bidang digital, Kominfo bekerja sama dengan berbagai universitas ternama dan perusahaan digital global untuk menyusun kurikulum pada Digital Talent Scholarship,” jelas Menteri Johnny.
Dukungan melalui sektor regulasi digelar dengan cara memangkas peraturan-peraturan yang menghambat atau tumpang tindih dalam bidang ekonomi digital, mendorong pengesahan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (PDP) dan UU lainnya, serta mendukung penyusunan omnibus law untuk mendorong masuknya investasi.
“Mempertimbangkan langkah-langkah dan peluang-peluang ekonomi digital tersebut kami menyerukan peluang dan kolaborasi baru di Indonesia. Indonesia masih memiliki ruang untuk berkembang, dan kami sangat terbuka untuk peluang kemitraan baru dan berharga. Seperti diungkapkan Presiden Indonesia, Joko Widodo: Ide-ide cerdas membutuhkan eksekusi yang cerdas. Ide-ide cerdas itu hanya akan ditinggalkan jika tidak diikuti dengan eksekusi,” pungkas Menkominfo mengakhiri paparannya.
Selain tampil dalam sesi diskusi, hari ini Menkominfo juga bertemu dengan CEO YouTube {Susan Diane Wojcicki), CEO Google Cloud (Thomas Kurian), Presiden Google Asia Pacific (Scott Beaumont). Benang merah dari pertemuan-pertemuan tersebut adalah pembahasan tentang arti penting data dan perlindungannya. Menteri menyampaikan pandangannya tentang isu-isu kedaulatan dan keamanan data, kesiapan Indonesia dalam GDPR (General Data Protection Regulation), data flow with trust, serta menekankan pentingnya sebuah protokol, baik bilateral maupun multilateral.
Isu-isu lain yang juga mengemuka dalam pertemuan-pertemuan tersebut antara lain: kuaitas informasi, klasifikasi data, hak-hak sipil dan hukum, toleransi dan multikulturalisme, ekonomi digital, rencana pembangunan ibu kota baru yang akan menjadikan Indonesia sebagai “digital hub of Asia”, kesenjangan tenaga kerja terampil digital, dan sebagainya.(gS/riil)