GoSumsel – Petani karet di beberapa desa Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), sedih dengan harga karet yang terjun bebas. Di pengepul, karet di hargai Rp 3 ribu per kilogramnya,
Kondisi demikian membuat warga di Bumi Serepat Serasan yang keseharianya sebagai petani karet merasa susah, apalagi terjadi ditengah pendemi corona virus disease 2019 atau Covid-19 saat ini mewabah.
Harga getah mingguan di Desa Semangus, Kecamatan Talang Ubi dibeli hanya diangka Rp3000 hingga Rp3500 perkilogramnya.
Begitu juga di Desa Karang Agung, Kecamatan Abab, harga getah karet yang dihargai hanya Rp3400 perkilogramnya.
Menurut Adi (48), salah satu petani karet di Desa Semangus mengatakan, jika harga getah karet ini merupakan yang terendah selama dirinya menjadi petani karet.
Ia mengakui, kondisi ini membuat dirinya semakin sulit untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari.
“Selama saya menjadi petani karet, ini harga terendah. Masa paling sulit dialami petani ialah tidak mampu memenuhi kebutuhan keluarga ditengah wabah virus corona pak,” ujar Yadi, Jum’at (1/5).
Sementara, Udin salah satu pengepul getah karet di Kecamatan Talang Ubi mengatakan, jika dirinya terpaksa membeli getah karet diangka tersebut. Karena, kata dia, dirinya menjual getah mingguan di pabrik hanya dibeli diangka Rp6000 perkilogramnya.
Menurutnya, pihaknya juga tidak bisa berbuat apa-apa, karena harga karet yang dijual di pabrik terus mengalami penurunan.
“Jadi, mau tidak mau kami juga terpaksa menurunkan harga beli di tengah petani karet saat ini, sebab itulah langkah kami agar tidak rugi,” katanya.(gS/pL)