GoSumsel – Selepas Sholat Jum’at, (23/10) di Monument Perjuangan Rakyat (Monpera), puluhan massa yang mengatasnamakan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Sumatra Selatan (Sumsel) menggelar deklarasi.
Ketua Presidium KAMI Sumsel, DR Tarech Rasyid M.Si, mengatakan KAMI menilai bahwa proses demokrasi di Indonesia telah mengalami defisit, karena beberapa lembaga demokratis itu tidak berjalan.
“Bahkan ada kecendrungan penegakan hukum kita justru dibawah bayang-bayang kekuasaan atau kepentingan politik,” ungkap Tarech.
“Ini yang membuat defisit demokrasi,” sambung akademisi itu.
Disisi lain, dikatakan Tarech, menurut KAMI juga terkait Undang-undang Omnibuslaw Cipta Kerja, proses pembentukannya itu secara prosedural dan substansi bermasalah. Banyak kritik dari akademisi dan kritik dari mahasiswa buruh dan sebagainya.
Pihaknyamenghimbau agar pemerintah dalam hal ini pemangku kekuasaan, untuk menimbang dan mengeluarkan Perpu pembatalan UU Omnibuslaw atau cipta kerja tersebut.
“Sebenarnya banyak yang mau hadir, tapi teman-teman menahan diri juga karena masih dalam suasana pandemi,” tutupnya.
Sementara itu, Sekretaris KAMI Sumsel, M Khalifah Alam menjelaskan bahwa komposisi KAMI Sumsel terdiri dari tokoh-tokoh Sumsel yang memiliki kesamaan visi dan misi KAMI.
“Di kepengurusan KAMI Sumsel, ada ustadz,Umar Said, Politisi Rudi Apriadi, dan tokoh laini sepeti Nani Afrialianti, Dina Tanjung, Kol TNI (Purn) Yuni H Hermon, M Iskadar Sabani SE MH, Erwan Surya Negara yang menjadi presedium yang dikoordinator oleh DR Tarech Rasyid M.Si, dan ada juga Senior kita Bang Hakim Sorimuda Pohan sebagai Penasehat,”tandasnya.(Ak)