GoSumsel – Tewasnya seorang dokter di dalam mobil, yang menghebohkan warga Jalan Sultan Mansyur, yang diduga pasca mendapat vaksinasi sinovac, mendapat tanggapan dari Ahli Mikrobiologi Prof Dr. dr Yuwono.
Dimana menurut Prof Yuwono, beberapa tahapan harus dilakukan sebelum dan pasca pelaksanaan vaksinasi.
Sebelum vaksinasi jelas Prof Yuwono, seseorang yang akan di vaksin, harus melewati proses screening, yang sebaik mungkin. “Jika tidak layak, jangan orang tersebut di vaksin,”jelasnya Prof Yuwono, melalui sambungan seluler, Sabtu malam (23/1)
Saat Vaksinasi, seseorang tersebut juga harus dibuat senyaman mungkin. Dan pasca vaksinasi, dokter yang melakukan vaksin harus melakukan pengawasan dan pemantauan orang yang menerima vaksin, melalui KIPI
(Kejadian Pasca Imunisasi)
“Pemantauan KIPI ini bisa memakan 24 jam. Contoh Dokter yang meninggal dalam mobil kemarin, mendapat vaksin belum sampai 24 jam, dan seharusnya mendapat pemantauan setelah di vaksin,”jelasnya.
“Sesuai aturan kemenkes, seseorang yang mendapat vaksi harus dipantau 24 jam, dan seseorang yang mendapat vaksin bila ada gejala harus menghubungi dokter, dan teman saya kemarin yang meninggal di mobil tidak sempat menelpon,”sambungnya lebih lanjut.
Apakah peristiwa meninggalnya dokter tersebut, ada hubungannya dengan vaksin ?
Disini Prof Yuwono tidak mau berkomentar, namun dirinya menjelaskan bila masyarakat, ingin mengikuti program pemerintah apapun harus melalui pengertian, kecerdasan dan dicerdaskan.
Dimana menurut Prof Yuwono, vaksinasi yang saat ini digencarkan pemerintah, bertujuan untuk membentuk antibodi seseorang.
Jadi bila sesorang yang positif dan sembuh, pada dasarnya telah terbentuk antibodi, dan jangan lagi mendapat vaksinasi.
Selanjutnya menurut perhimpunan dokter penyakit dalam, seseorang tidak layak mendapat vaksin, bila menderita penyakit. Dimana sambungnya salah satu efek vaksin yang sangat paling ringan muncul adalah alergi.
“Pada orang tertentu reaksi tersebut bisa menjadi berlebihan. Artinya bila ada penyakit tertentu, jangan vaksin dahulu,”terangnya.
“Untuk almarhum menurut keterangan kepala dinas, sudah melalui screening. Tetapi sayang, tidak mendapat pantauan 24 jam pasca vaksinasi,”tandasnya.
Dirinya juga mengingatkan, agar kita semua kebebasan bersikap, dan bertindak sesuai dengan kapasitas keilmuannya.
“Saya tak jemu mengingatkan untuk selalu memutuskan, bersikap dan berbuat berdasarkan ilmu bukan berdasar kepentingan,”tandasnya.(gS1)