GoSumsel – paska dilaksanakanya Pilkades serentak di kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) pada 12 Oktober yang lalu, kisruh semakin memanas. Ratusan massa segel kantor pmd karena menilai tutup mata bupati OKI diminta menghentikan tahapan pilkades
Kisruh paska Pilkades serentak di kabupaten yang digelar pada 12 Oktober yang lalu tak kunjung usai justru sekarang semakin memanas
Puncaknya, atusan massa yang menamakan diri sebagai Aliansi Masyarakat Peduli Pilkades mendatangi Kantor pmd kabupaten Oki dan menyegel kantor tersebut pada Senin (8/11) siang
Masyarakat sudah tidak ingin lagi hanya menunggu dan menunggu, terhitung sudah sekitar satu bulan menyampaikan keluhan tersebut, Namun belum ada jawaban dari dinas terkait sehingga masyarakat memilih melakukan penyegelan.
Karena menilai Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) OKI terkesan menutup mata atas persoalan yang terjadi di tengah masyarakat paska Pilkades berlangsung
Adapun masyarakat yang menggelar aksi damai di kantor PMD hari ini, Senin (8/11) berasal dari tujuh desa diantaranya, desa Bukit Batu kecamatan Air Sugihan, desa Tanjung Batu dan desa Simpang Tiga Makmur kecamatan Tulung Selapan.
Kemudian, Desa Jermun Kecamatan Pampangan, Desa Sungai Jeruju Kecamatan Cengal, Desa Karang Agung kecamatan Jejawi, dan desa Mataram Jaya kecamatan Mesuji Raya.
Menurut masyarakat banyak sekali kecurangan yang terjadi saat pikades ironisnya tidak ada sikap tegas dari dinas terkait
Massa yang mengatas namakan aliansi masyarakat peduli Pilkades oki itu juga meminta Bupati OKI untuk menghentikan semua tahapan pilkades yang bersengketa terutama tahapan pelantikan sesuai sebelum semuan permasalahan selesai
Selain itu juga meminta untuk mencopot jabatan kepala pmd karena kinerjanya yang di nilai merugikan masyarakat banyak sehingga menimbulkan kegaduhan
Sementara itu ketua DPRD OKI Abdi Yanto berjanji akan menampung semua aspirasi yang disampaikan dan segera memanggil semua pihak
“Saya minta masyarakat tetap tenang dan kondusif jangan mudah terpancing provokasi yang membuat keributan atau pun kegaduhan,”terangnya saat menemui masa.(Redi)













