Tongkang Batubara Hantam Jembatan Ampera, SIRA Kritik Kinerja KSOP Kelas I Palembang dalam Pengawasan

Aksi damai SIRA di KSOP Kelas 1 Palembang (foto : gS3)

GoSumsel — Puluhan massa yang tergabung dalam Suara Informasi Rakyat Sriwijaya (SIRA) menggelar aksi unjuk rasa di kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Palembang di Jalan Mayor Memet Sastra Wirya, Kelurahan Lawang Kidul, Kecamatan Ilir Timur II Palembang Selasa (14/10/2025).

Dalam aksinya massa mendesak kepala KSOP Kelas 1 Palembang untuk mengundurkan diri dari jabatannya.

Desakan tersebut diduga kelalaian KSOP dalam melakukan menjalankan fungsinya sebagai pengawasan terhadap kapal-kapal pandu yang mengawal aktivitas kapal-tongkang batubara yang melintasi sungai musi hingga menimbulkan sejumlah insiden menabrak jembatan Ampera dan rumah warga.

Koordinator Aksi Rahmat Sandi Iqbal dalam orasinya menyampaikan sejumlah insiden kecelakaan tongkang pengangkutan batubara yang melintas di perairan Sungai Musi kota Palembang mulai dari menabrak rumah warga hingga menabrak jembatan Ampera yang baru baru ini terjadi semuanya diakibatkan kelalaian pandu dan tunda dijalankan tiga Badan Usaha Pelabuhan (BUP) salah satunya BUP yang diduga dikelola PT. Krakatau Bandar Samudera (KBS).

“Ada tiga perusahaan yang mendapatkan regulasi dari Dirjen Perhubungan Laut yang nilainya disetujui oleh INSA yang menaungi pelayaran tetapi yang menjadi pertanyaan apakah tarifnya pandu dan tunda yang dilakukan BUP PT Krakatau Bandar Samudera dan PT Penajam ditentukan oleh Dirjen Perhubungan Laut,”katanya.

Ditegaskan Rahmat Sandi Iqbal, KSOP Kelas 1 Palembang sebagai pengatur lalu lintas arus pelayaran kapal di Sungai Musi di kota Palembang yang diatur dalam UU berwenang melakukan pengawasan arus lalu lintas kapal tongkang batubara dari jembatan Musi VI hingga Musi 2.

“Regulasi dan pengawasan angkutan batubara yang berlalu lalang dari jembatan Musi 2 hingga Musi 4 berada dalam kewenangan KSOP Kelas I Palembang layak dan tidak layaknya pandu dan tunda untuk berlayar berada ditangan KSOP Kelas I Palembang. Semua pandu dan tunda saat berlayar ada aturan yang harus ditaati termasuk draf maupun muatan kapal sehingga tidak terjadi insiden,”ungkapnya.

Kaitan insiden kapal tongkang batubara yang diduga milik PT. Krakatau Bandar Samudera (KBS) yang diduga muatan yang melebihi kapasitas serta tinggi muatan tidak sesuai aturan.

Yakni lebih dari 8 Meter yang seharusnya dikawal oleh kapal pandu salah satu Badan Usaha Pelabuhan (BUP) yang diduga milik PT. Krakatau Bandar Samudera (KBS) hingga menabrak bagian atas jembatan Ampera.

“Ini terjadi diduga karena operasi tongkang melanggar dan tidak mematuhi Surat Keputusan (SK) Kepala kantor KSOP Kelas I Palembang. SK tersebut, PP.302/3/1/KSOP.PLG-2024 tanggal 31 Juli 2024 tentang standar operasional prosedur pelayanan pemanduan dan penundaan kapal,”jelasnya.

Pandu dan tunda dalam berlayar wajib pandu Kelas I pada wilayah perairan Pelabuhan Palembang Provinsi Sumsel dan Peraturan Walikota (Perwali) Palembang Nomor: 79 Tahun 2016 tentang wajib penundaan atau pandu bagi kapal atau tongkang yang melintasi di bawah jembatan Ampera.

“Untuk setiap insiden kecelakaan tongkang pengangkutan batubara di perairan Sungai Musi kota Palembang menjadi tanggung jawab KSOP Kelas I Palembang yang berwenang mengawasi arus lalu lintas kapal khususnya angkutan batubara,”tandasnya

Menanggapi aksi tersebut, Kepala Bidang Keselamatan Berlayar Kantor KSOP Kelas I Palembang Zainuddin mengapresiasi aksi unjuk rasa yang dilakukan Massa dari Suara Informasi Rakyat Sriwijaya (SIRA) yang mengkritik kinerja KSOP Kelas I Palembang dalam pengawasan pandu dan tunda kapal tongkang angkutan batubara yang sempat beberapa terjadi insiden kecelakaan menabrak rumah hingga jembatan ampera.

“Kita apresiasi aksi yang dilakukan SIRA terhadap kami KSOP Kelas I Palembang, aksi unjuk rasa SIRA ini dilakukan bukan karena benci, bukan dengki dan bukan tidak suka dengan kami tujuan mereka agar kami memperbaiki kinerja agar lebih baik lagi,”katanya.

Diakui Zainuddin, SIRA ini sangat peduli dengan Sungai Musi kota Palembang khususnya dalam menjaga ikon kota Palembang yakni jembatan Ampera dari kerusakan.

“Kami mendukung aksi SIRA hari ini dan kedepannya kami akan mengevaluasi mana yang menjadi kekurangan kami dalam pengawasan pandu dan tunda kapal kapal di perairan Sungai Musi,”katanya

Disinggung insiden kecelakaan tongkang pengangkutan batubara yang sering terjadi di perairan Sungai Musi, Zainuddin mengaku hal tersebut bukanlah sering namun hanya beberapa kali saja terjadi.

“Yang baru baru ini ada informasi tongkang batubara yang muatannya menabrak jembatan Ampera saat tim kami datang tidak ada lagi bekas tabrakannya, artinya kalau ada tabrakan pasti meninggalkan bekas hitam. Namun yang pastinya teman kita dari Polairud sudah turun melakukan penyelidikan untuk menindaklanjuti kecelakaan tersebut,”tegasnya.(gS3)